Aplikasi Ilmu Geodesi Geomatika pada dunia kerja salah satunya adalah pada dunia seismik.
Eksplorasi seismik sendiri adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika untuk menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan penampang seismik.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Contoh bagian dari ilmu Geodesi Geomatika pada pekerjaan seismik yang paling sering digunakan adalah survey GPS, Ilmu Ukur Tanah, Kartografi, dan GIS. Selain ilmu-ilmu Geodesi tersebut, banyak juga bagian dari ilmu Geodesi lain yang teraplikasi pada dunia kerja seismik, seperti survey hidrografi yang teraplikasi pada dunia kerja seismik air (marine seismic survey).
Pada awal pekerjaan, orientasi wilayah kerja sangat diperlukan untuk perencanaan pekerjaan selanjutnya. Orientasi ini meliputi orientasi langsung ke lapangan dan orientasi menggunakan data pendukung seperti peta, citra, dan data survey sebelumnya jika dimiliki. Dari hasil orientasi ini, pekerjaan selanjutnya adalah perencanaan Jaring GPS sebagai Jaring Kontrol Horizontal dan Vertikal. Pada perencanaan jaring GPS ini harus diperhitungkan aksesibilitas wilayah dan kondisi obstruksi wilayah rencana patok (BM) GPS.
Setelah jaring GPS selesai dan semua persyaratan survey GPS sudah masuk toleransi yang ditentukan, pekerjaan selanjutnya adalah pengukuran 'lintasan seismik'. Lintasan seismik adalah jalur tempat akan dilaksanakannya survey seismik dimana lintasan seismik ini terdiri dari posisi-posisi sumber getar (Source Point) dan posisi-posisi penerima getaran (Receiver Point/Trace) yang memiliki interval jarak tertentu antar satu SP dengan SP lain atau antar satu Trace dengan Trace lain. Lintasan seismik sendiri biasanya lurus, tidak berbelok-belok, bisa berpotongan atau sejajar antara satu lintasan satu dengan lintasan lainnya. Panjang satu lintasan seismik bervariatif, bisa sampai ratusan km, tergantung wilayah kerja dan biasanya sudah ditentukan oleh perusahaan penyelenggara survey seismik mengenai koordinat ujung-ujung lintasan seismik. Kondisi seperti inilah yang memerlukan ketelitian dalam pekerjaan survey topografi untuk pengukuran lintasan seismik. Awal pengukuran atau yang biasa disebut pembukaan lintasan dilakukan dari titik kontrol terdekat (GPS) atau jika tidak memungkinkan, maka dilakukan pengukuran poligon dari titik GPS menuju lintasan terdekat (pengukuran ini biasa disebut dengan pengukuran akses).
Metode survey yang digunakan dalam survey pengukuran lintasan adalah metode stake out koordinat, dimana koordinat rencana posisi SP dan Trace (TR) sudah diketahui terlebih dahulu dan koordinat tersebut diaplikasikan pada posisi real/kenyataannya di lapangan. Untuk kontrol pengukuran sehari-harinya, maka dilakukan pengamatan azimuth matahari sebagai kontrol azimuth pengukuran, sehingga posisi SP dan TR teoritik tidak melenceng dari posisi seharusnya di lapangan. Mungkin terkesan klasik atau kuno karena pengamatan azimuth matahari masih digunakan sampai saat ini pada pengukuran seismik namun hal ini perlu dilakukan karena kontrol pengukuran harus diperoleh setiap hari sehingga pengukuran hari selanjutnya setidaknya sudah terkoreksi dan kesalahan melencengnya lintasan dari jalur seharusnya bisa dihindarkan.
pengukuran topografi di area rawa-rawa
Penggambaran hasil pekerjaan diperlukan untuk mengetahui progress atau perkembangan pekerjaan setiap harinya. Estetika ilmu kartografi berperan dalam penggambaran peta progress ini agar setiap orang bisa menikmati dengan nyaman hasil gambar peta kita. Dalam pekerjaan survei seismik, banyak departemen atau bagian lain yang terlibat seperti bagian pengeboran, bagian kehumasan, bagian perekaman, dan bagian lainnya dimana setiap bagian memiliki data masing-masing. Dengan GIS, kita bisa mengintegrasikan data antar satu departemen dengan departemen lainnya sehingga menghasilkan sebuah database yang lengkap dan tampilan peta yang informatif yang bisa digunakan oleh semua departemen yang memerlukan.
1 comment:
halo terimakasih tulisannya membuka pikiran saya, orang awam seismik. tapi, kalau berkenan, bolehkan saya tahu sumber referensi dari tulisan ini? karena sumber-sumber seperti blog, wordpress, notes akan sangat tidak valid jika digunakan sebagai referensi tulisan. terimakasih.
Post a Comment